Selasa, 31 Januari 2012

Bali adalah sebuah pulau yang penuh misteri, bagaimana bisa sebuah patung/arca yang berada di bawah pohon sangat dihormati oleh masyarakat Bali. Kepercayaan umat Hindu terhadap sucinya sebuah arca masih menjadi sebuah misteri bagi khalayak umum.Tradisi ini patut dilestarikan demi kesinambungan budaya dan kepercayaan masyarakat Pulau Dewata. Berikut beberapa foto yang saya potret di Monkey Forest - Ubud :






Barong

Barong - Secara etimologi kata, Barong berasal dari bahasa sanskerta yaitu kata Bhairawa, (Zoetmulder, P.J, Kamus Jawa Kuna-Indonesia) artinya menakutkan, mengerikan, dasyat, luar biasa, bentuk Siwa yang mengerikan, penganut aliran Bhairawa, karena pengaruh warisan bahasa yang dipakai di daerah tertentu yang membedakan bahasa yang dipakai disatu tempat dengan bahasa yang dipakai di tempat lain walaupun varian-variannya berasal dari satu bahasa, menjadi Brerong.

Dalam Kamus Bali-Indonesia Brerong berarti hantu hutan semacam kucing. Sedangkan di Bali ada Pura Dalem Brerong terletak Br.Taman Sari, Desa Adat Mengwitani dan ada orang yang kerauhan (trance) dalam suatu upacara keagamaan di pura Sarin Bwana, Pura Ulun Suwi, Pura Parerepan, Kahyangan Desa Adat Jimbaran pepatih atau babuten ada menyebut diri Waduk Brerong. Secara Etimologi Waduk Bererong terdiri dari dua kata yaitu Waduk yang artinya perut (dunia) dan Brerong yang artinya mengerikan, menakutkan, sadis, dahsyat. Jadi Waduk Brerong artinya; isi dunia yang penuh mengerikan dan menakutkan yang dipenuhi oleh sifat-sifat kebinatangan seperti keangkara murkaan, ketamakan, kebuasan, kedahsyatan, dan sifat kebatilan lainnya. Sebagai pemersatu dari semua sifat unsur ini diwakili oleh pralingga Barong yang berwujud binatang/makhluk.

Akibat pengaruh evolusi bahasa dari satu tempat ke tempat lain kata Bhairawa yang di ucapkan berulang-ulang menjadi Berawa, lafal kata Berawa yang diucakan sesuai dengan bahasa setempat menjadi Berawo, lafal huruf O diucapkan, ditegaskan berulang-ulang tersirat mendapat konsonan ‘ng’ diakhir ucapan menjadi Brerong. Jadi dari kata Brerong menjadi Barong. Wujud Barong tidak lebih sebagai binatang mythology yang juga sering kita jumpai dalam cerita tantri. Pada karya fotografi ‘Barong’ ini, digambarkan tiga sosok kepala barong yang sedang membuka mulutnya dengan background abstrak. Tiga juga merupakan angka atau jumlah suci apa Agama Hindu. Dengan penggunaan background abstrak yang cenderung kewarna panas dan dipadukan dengan warna gelap, bertujuan memberikan kesan keangkara murkaan bagi yang menikmati foto ini.

 

Muara Sebuah Perjalanan

Muara Sebuah Perjalanan - Sebuah perjalanan hidup seorang manusia yang disimbolkan dengan air, bagaimana air tersebut mengalir dari pegunungan (hulu) dan bermuara di laut (hilir). Tentu perjalanan air itu berkelak-kelok yang menandakan sebuah perjalanan kehidupan manusia itu tidak mudah untuk dilalui, pasti ada selalu rintangan yang harus dihadapi.  Ketika air tersebut mencapai laut disanalah titik dimana manusia mampu mencapai apa yang menjadi tujuan hidupnya (Moksa).  Namun sebelum perjalanan air tersebut menacapai laut lepas (Moksa) ada beberapa tahapan yang harus dicapai yaitu Dharma, Artha dan Kama. Catur Purusha Arta adalah empat kekuatan atau dasar kehidupan menuju kebahagiaan, yaitu : Dharma, Artha, Kama, dan Moksa. Urut-urutan ini merupakan tahapan-tahapan yang tidak boleh ditukar-balik karena mengandung keyakinan bahwa tiada artha yang diperoleh tanpa melalui dharma; tiada kama diperoleh tanpa melalui artha, dan tiada moksa yang bisa dicapai tanpa melalui dharma, artha, dan kama.
Dengan foto yang didominasi dengan warna tone kemerahan memberi kesan ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup). Efek dari gerakan air yang difoto dengan teknik slow speed menghasilkan garis-garis agresif sehingga mampu menampilkan kesan dinamis, sesuatu yang selalu mengalami perubahan.